Nalarpublik.com, Luwu — Komitmen membangun sektor pertanian desa tak hanya dituangkan dalam rencana, tapi juga dalam aksi nyata. Kepala Desa Sumabu, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, Muhammad Islam, menjadi contoh dengan terjun langsung sebagai petani di sela-sela aktivitasnya sebagai kepala desa.
Langkah ini sejalan dengan arah pembangunan yang telah dituangkan dalam “Peta Rencana Pengembangan Pertanian Desa Sumabu skala 1:15.000”. Fokus utamanya adalah pengembangan hortikultura berbasis potensi lokal dan pemanfaatan lahan tidak produktif.
“Saya sudah menanam pepaya California, cabai, dan alpukat. Kami juga sudah memproduksi pupuk kompos untuk kebutuhan sendiri,” ujarnya saat ditemui di kebun percontohan miliknya, Minggu (26/5).
Muh. Islam menegaskan, banyak lahan yang selama ini dibiarkan kosong padahal sangat potensial untuk digarap. Ia berharap keterlibatannya langsung bisa menjadi motivasi bagi warganya.
Upaya pengembangan pertanian alami ini telah dirintis sejak tahun sebelumnya. Pada 2023 lalu, Pemdes Sumabu telah menyelenggarakan pelatihan pembuatan pestisida alami berbasis bakteri dan jamur, serta pelatihan pembuaktan kompos. Pelatihan tersebut menghadirkan tenaga ahli di bidang pertanian organik.
“Kita ingin petani punya alternatif. Tidak terus-terusan bergantung pada pupuk kimia dan pestisida pabrikan yang mahal. Maka tahun lalu kita adakan pelatihan, ajarkan langsung ke masyarakat cara buat pestisida dari mikroba dan kompos dari limbah organik,” jelasnya..
Sebagai tindak lanjut, Pemdes Sumabu mengalokasikan dana ketahanan pangan sebesar 20 persen yang akan dikelola oleh BUMDes untuk mengembangkan sistem pertanian terintegrasi. Program ini mencakup rumah kompos, rumah pembibitan, ternak kambing, tanaman buah dan pangan, serta kolam ikan.
“Semua dirancang terintegrasi. Kotoran kambing kita olah di rumah kompos, jadi pupuk untuk tanaman. Sisa panen bisa dimanfaatkan jadi pakan ikan. Tidak ada yang terbuang,” tutur Muh. Islam.
Selain itu, Muhammad Islam juga selalu aktif berbagi pengalaman pertanian melalui unggahan video-video singkat di media sosial Facebook miliknya dengan nama akun @Ambe’na Ray.
“Posting video aktivitas pertanian di medsos bisa mendapat saran dan masukan dari teman, kerabat atau siapapun, selain itu, tentu bisa jadi motivasi juga bagi yang mau terjun di bidang pertanian,” tutup Muhammad Islam.
Kini semangat bertani mulai tumbuh di tengah masyarakat Desa Sumabu. Dukungan kepala desa yang aktif turun langsung ke lapangan dinilai sebagai energi baru bagi petani untuk mulai menggarap lahan-lahan yang selama ini terbengkalai.
Dengan model pertanian terintegrasi dan ramah lingkungan ini, Diharapkan bisa berkembang seperti yang direncanakan oleh pemerintah dan masyarakat Desa Sumabu. (Red)