Nalarpublik.com, Luwu | Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD Luwu, TNI, Polri dan potensi SAR bersama warga setempat berhasil menemukan dan mengevakuasi seorang bocah pelajar sekolah dasar (SD) asal Desa Lempe, Kecamatan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang hanyut terbawa arus sungai Lamasi selama 3 hari.
Komandan Tim Pos Basarnas Palopo, Budi Setyawan mengatakan korban atas nama M. fajar (7) pada Kamis (24/10/2024) stelah pulang sekolah pergi berenang bersama 2 orang temannya, korban kemudian terseret arus sungai dan keluarga korban bersama masyarakat dan aparat setempat melakukan pencarian namun pada hari itu imasih nihil sehingga pihak pemerintah setempat meminta bantuan SAR.
“Setelah dilakukan pencarian tim SAR gabungan bersama masyarakat, korban berhasil ditemukan dalam kondisi terjepit di bebatuan,” kata Budi saat dikonfirmasi, Sabtu (26/10/2024).
Lanjut Budi, korban ditemukan tidak jauh dari lokasi awal kejadian atau tempat bermain atau mandi-mandi.
“Ditemukan sekitar 150 meter dari lokasi awal kejadian dalam kondisi meninggal dunia dan langsung dibawa ke rumah duka,” ucap Budi.
Menurut Budi, proses evakuasi korban oleh tim SAR gabungan berlangsung dramatis dengan melewati medan yang cukup sulit.
“Tim SAR gabungan saat menemukan dan mengangkat korban dari sela bebatuan hingga ke rumah duka cukup sulit dengan melewati arus sungai yang deras,” ujar Budi.
Dalam proses pencarian, tim SAR hanya melakukan penyusuran dan pemantauan tanpa menggunakan perahu karet akibat kondisi medan sungai yang cukup berbahaya.
“Tim SAR hany melakukan pemantauan sepanjang sungai dengan membagi 2 regu. Kami tidak menggunakan perahu karet dalam pencarian karena rawan terjadi kerusakan alat mengingat kondisi sungai yang dipenuhi ranting bambu dan kayu serta bebatuan yang tajam,” tutur Budi.
Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Luwu, Karyadi menerangkan, korban terbawa arus saat bermain di sungai bersama temannya.
“Sempat pulang ke rumahnya untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu korban menuju sungai bersama temannya untuk mandi di sungai, tidak lama kemudian korban terseret arus sungai,” jelasnya.
“Korban sempat ditarik oleh temannya akan tetapi temannya tidak sanggup menahan tangan korban akibat arus sungai yang deras,” tambah Karyadi.
Lanjut Karyadi, tim SAR gabungan sempat kesulitan pada saat pencarian lantaran debit air Sungai Lempe yang begitu deras.
“Ketinggian air berbeda-beda. Ada yang sampai 2 meter. Tapi kalau lokasi yang diduga tempat korban bermain itu setinggi dada orang dewasa,” bebernya.
Dirinya menambahkan, di hari ketiga pencarian, tim SAR gabungan melakukan penyelaman di tempat jasad korban diduga tersangkut.
“Di hari ketiga sempat ada tim penyelam yang mencari ke bawah. Karena ada informasi, ada jasad korban tersangkut di sela-sela batu,” ujar Karyadi.
Menurut Karyadi, tak jauh dari lokasi penyelaman, korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan lokasi telungkup.
“Karena kondisi arus sungai yang deras, kemudian posisi jasad korban yang ada di sela-sela batu maka tadi kita bendung air. Supaya jasad korban bisa dievakuasi,” tandasnya. (*)