Pekerjaan Jembatan Jalan Tani di Desa Padang Ma’bud Diduga Tidak Sesuai Bestek

Nalarpublik.com, Bupon | Pembuatan jembatan Jalan Tani yang ada di dusun Buntu Bendo Desa Padang Ma’bud Kecamatan Bua Ponrang diduga pemborosan anggaran.

Dari pantauan media di lapangan pembuatan jembatan jalan tani tersebut tidak mendesak dan seakan hanya untuk menghabiskan anggaran saja.

Bacaan Lainnya

Menurut warga yang ditemui di lokasi, jika jembatan tersebut tidak perlu dibuat karena saluran air tersebut merupakan saluran air yang kecil.

“Saluran air matimi itu, tidak berfungsi mi buntu ujungnya jadi bisaji sebetulnya ditimbun” ucap salah seorang warga, Jumat, 8 November 2024.

Warga yang enggan disebut namanya tersebut juga menyampaikan, jika ada jalan lain yang menghubungkan jalan tani tanpa melewati jembatan tersebut.

“Jembatan ini tidak mendesak untuk dibangun, adaji jalan lain yang bisa dilalui, harusnya Pemdes mencari sesuatu yang lebih mendesak untuk dibangun demi kepentingan masyarakat” ungkapnya .

Warga tersebut juga menduga jika pembuatan jembatan ini hanya akal-akalan Kepala Desa saja untuk menghabiskan anggaran Dana Desa untuk mengambil keuntungan lebih banyak.

“Harusnya kepala desa mencari yang lebih prioritas atau mendesak untuk dibangun karena ini menggunakan Dana Desa. Penggunaan Dana Desa itu harus tepat sasaran tidak asal digunakan saja” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Padang Ma’bud, Idris, mengatakan bahwa pembuatan jembatan tersebut adalah permintaan salah satu warga yang terkena bencana dan mengancam lahan perkebunannya sehingga di lakukan musyawarah dengan mengundang Camat Bupon serta BPD Desa

“Seharusnya anggaran Jembatan di dusun Buntu Bendo itu adalah Anggaran untuk pekerjaan Talud namun karena lokasi tersebut di keluhkan Warga maka kami alihkan anggaran itu di APBDES perubahan dan saya saya yakin Pekerjaan jembatan itu Sesuai Bestek tidak ada masalah meski Batu Pondasinya memang Kecil,” kata Idris

Menurutnya, jika memang pekerjaan tersebut dianggap bermasalah, akan di lakukan perbaikan atau pembongkaran ulang

“Dengan adanya informasi ini, saya hentikan tukang untuk bekerja karena tidak profesional, Barusan saya juga memanggil Ketua TPK untuk kerjakan seusai RAB, karena selama ini TPK kami juga mengikuti arahan pendamping Desa” tutupnya (*)

Pos terkait