Luwu, Nalarpublik.com | Warga yang terdampak pembebasan lahan dengan ganti untung tambang emas milik PT Masmindo Dwi Area, di Desa Rante Balla Kecamatan Latimojong Kabupaten Luwu tak mampu ungkapkan rasa bahagianya.
Pasalnya mereka telah menerima uang pembebasan lahan sebagai bentuk ganti untung atas lahannya.
Hal itu diungkapkan oleh Ruslan salah satu warga Desa Rante Balla Kecamatan Latimojong, saat menerima uang ganti untung dalam jumlah besar.
Ruslan tidak menyangka kalau harga pergantian lahannya itu dia terima lebih tinggi dari yang dia perkirakan.
Biaya pembebasan lahan yang diterimanya yaitu sekitar Rp 1 miliar. Ruslan tak menyangka akan mendapatkan ganti rugi lebih besar dari harapannya.
“Syukur Alhamdulillah pak, karena biaya pembebasannya sangat sesuai dengan keinginan bahkan lebih tinggi dari harapan saya” ucap Ruslan sambil tersipu malu dihadapan media, Senin, 22 Agustus 2023.
Ruslan menuturkan bahwa hasil dari pembebasan lahan tersebut sebagian untuk bangun rumah permanen dan beli kebun sebagiannya lagi untuk di tabung.
“Saat ini sementara bangun rumah dan sudah hampir selesai, saya juga beli lahan untuk berkebun dan sebagiannya buat simpanan kebutuhan anak sekolah” ucapnya.
Ruslan menyebut pembayaran tanah itu sangat menguntungkan warga. Jika tidak dibeli oleh pihak Masmindo, tanah miliknya belum tentu bisa dibeli oleh orang, kalaupun dibeli oleh orang lain, mungkin harganya jauh lebih murah.
“Ini rezeki, pastinya saya bersama keluarga sangat senang karena kami tidak pernah membayangkan sebelumnya” ucap Ruslan.
Selain Ruslan, ada juga Kamal warga Desa Boneposi dusun Salu bulo turut menerima kompensasi pembebasan lahannya dari Masmindo. Kepada kami, Kamal bercerita jika uang hasil pembebasan lahan itu dia investasikan sejumlah Aset.
“Kalau saya, habiskan di tanah kering dan basah (sawah). Selain itu ada juga saya pakai beli mobil,” ujarnya di kediamannya, Jumat, 25 Agustus 2023.
Pria paruh baya ini mengungkapkan, selain membeli sejumlah petak sawah dirinya juga membangun sejumlah rumah untuk anaknya. Kata dia, hasil pembebasan lahan itu, dirinya membangun rumah untuk 7 orang anaknya dan membangun rumah toko (Ruko).
“Sebenarnya tanah itu sudah saya bagi bagi juga untuk anak-anak ku. Jadi, ketika dibebaskan lahan mereka, saya suruh bangun rumah untuk mereka juga,” tuturnya
Sebenarnya Kamal adalah salah satu orang yang dibebaskan lahannya pada tahap pertama, namun dirinya mengatakan tidak turut memprotes ketika sejumlah warga protes pada pembebasan lahan tahap pertama di DPRD Luwu beberapa waktu lalu.
Warga yang protes lantaran ada selisih harga dengan harga pembebasan lahan saat ini. Kamal mengungkapkan tidak ikut protes sebab masyarakat termaksud dirinya sepakat dengan harga yang ditetapkan di awal pembebasan lahan tersebut.
“Saya tidak ikut protes karena kita sudah sepakat dengan harga pada waktu itu, meski saya sudah bertanya apakah sudah tidak ada harga lain selain ini dan dijawab tidak ada, makanya saya ikut juga menjual,” ungkapnya.
Kamal juga bercerita pada pembebasan lahan tahap pertama, uang yang diterimanya hanya untuk membeli motor untuk anak-anaknya. Namun ketika pembebasan lahan mencapai Rp 700 juta per hektar baru Kamal bisa membeli sejumlah kendaraan, tanah hingga membangun rumah dan ruko.
Dirinya merasa puas atas ganti untung dilakukan pihak Masmindo, apalagi kata dia, sudah kesulitan menggarap lahan yang telah dibebaskan itu. (Tim)