Siswa SMP Diluwu Jalan Kaki Dari Rumah Kesekolah Belasan Kilometer Setiap Harinya

Nalarpublik.com | Berangkat ke sekolah setiap harinya merupakan sebuah rutinitas yang dilakukan anak-anak untuk menimba ilmu di bangku sekolah.

Rutinitas yang dulakukan tiap hari itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakoni karena setiap anak memiliki perjuangan sendiri-sendiri demi bisa menuntut ilmu agar kelak bisa menggapai cita-citanya.

Bacaan Lainnya

Seperti yang diketahui bahwa beberapa daerah di Indonesia masih banyak sekolah yang letaknya jauh dari rumah siswanya. Bahkan akses jalan menuju ke sekolah pun sulit sehingga butuh perjuangan untuk sampai di sana.

Seperti halnya Muhammad Faisal Siswa kelas II SMPN 1 Bosso Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan ini yang rela menempuh jalan kurang lebih 7 kilometer agar bisa sampai di sekolahnya.

Faisal memberanikan diri untuk berjalan jauh ke sekolahnya. Dia berasal dari Dusun Rambakulu, Desa Bosso Timur Kecamatan Walenrang Utara menuju ke sekolahnya yang ada di Desa Buntu Awo. Dia harus melewati kelurahan Bosso agar sampai di Desa Buntu Awo tempat sekolahnya berada.

Perjalanan Faisal yang dia tempuh kurang lebih 2 jam untuk tiba di sekolah tidaklah mudah. Setiap harinya siswa tangguh itu berangkat lebih awal dibanding anak sekolah pada umumnya agar bisa tiba tepat waktu dan tidak terlambat masuk belajar.

Jika para siswa lainnya masih tertidur hal itu tak berlaku bagi faisal, justru dia telah siap untuk melakukan perjalanan menuju ke sekolahnya.

Faisal harus menempuh 14 kilometer pulang pergi dengan seorang diri. Terkadang Faisal harus memotong jalan lewati sawah dan kuburan umum untuk menghemat waktu.

Saat ini Faisal tinggal bersama dengan neneknya yang berprofesi sebagai tukang buat atap rumbia.

Karena kondisi ekonomi, siswa ini tak bisa menuntut banyak untuk naik sewa ojek atau membeli kendaraan roda dua agar digunakan ke sekolah.

Jangankan untuk menyewa ojek dan membeli kendaraan roda dua, Ponsel Android pun dia tak punya.

Faisal terkadang menunggu tumpangan siapapun yang lewat menuju atau sepulang dari sekolahnya.

Diusianya yang masih muda, Faisal yang memiliki keluarga yang kurang mampu ini, karena keterbatasan ekonomi hanya bertekad untuk menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMP saja.

Kades Bosso Timur, Sardianto saat dikonfirmasi media membenarkan bahwa Faisal merupakan warganya.

“Iye, benar dia adalah warga saya” ucapnya.

Sardianto juga membenarkan bahwa kehidupan keluarga Faisal ini tergolong keluarga yang kurang mampu.

“Faisal ini tinggal bersama dengan neneknya, yang berprofesi sebagai pembuat atap daun rumbia” ungkap Sardianto.

Sardianto menyampaikan bahwa Faisal memang kesehariannya pergi sekolah berjalan kaki namun terkadang dia juga dapat tumpangan dari warga yang melintas menuju ke sekolahnya. (*)

Pos terkait