Luwu, Nalarpublik.com | Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru, Kabupaten Luwu turut mendukung transformasi mutu layanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan membangun Rumah Kurcaci. Rumah Kurcaci diperuntukkan sebagai tempat istirahat bagi keluarga pasien yang berasal dari luar Ibukota Kabupaten Luwu.
Sebelumnya, keluarga pasien beristirahat di koridor rumah sakit sambil menunggu keluarga mereka yang menjalani perawatan. Keberadaan mereka di koridor menyebabkan lingkungan rumah sakit kurang aman dan kurang bersih. Hal ini disampaikan Direktur RSUD Batara Guru, Daud Mustakim saat ditemui tim Jamkesnews pada Kamis (15/6).
“Sebelumnya kami juga telah mengatur jumlah keluarga yang bisa menunggu pasien di sekitaran rumah sakit, namun tetap mengganggu keamanan dan kebersihkan rumah sakit. Untuk itu hal tersebut yang mendorong kami membangun rumah tunggu ini,” ujarnya.
Menurutnya merupakan hal yang manusiawi jika keluarga tidak ingin meninggalkan keluarganya yang sedang dirawat. Mereka akan merasa lebih tenang jika bisa berada di wilayah rumah sakit selama keluarganya menjalani perawatan.
Daud Mustakim menyebut inovasi ini menjadi satu-satunya, mengingat rumah sakit lain yang memiliki fasilitas rumah tunggu, lokasi rumah tunggu berada di luar wilayah rumah sakit, bahkan ada yang berjarak cukup jauh. Baiknya lagi, Rumah Kurcaci RSUD Batara Guru ini dapat digunakan secara gratis oleh keluarga pasien.
“Beberapa rumah sakit memberlakukan biaya sewa bagi keluarga pasien yang ingin menggunakan fasilitas rumah tunggu, sedangkan Rumah Kurcaci ini dapat dimanfaatkan oleh keluarga pasien tanpa perlu mengeluarkan biaya, apalagi rata-rata yang menggunakan memang adalah dari keluarga yang kurang mampu,” jelasnya.
Untuk rencana jangka panjang, RSUD Batara Guru akan menambah jumlah rumah tunggunya. Daud mengatakan seiring bertambahnya jumlah kunjungan, Rumah Kurcaci yang kini berjumlah tiga unit tidak cukup untuk menampung keluarga pasien.
“Tiga unit yang sudah ada hanya dapat menampung lima keluarga karena rata-rata per keluarga itu sekitar tiga hingga empat orang. Makanya kami berencana setiap tahunnya akan menambah dua unit rumah tunggu,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan jika Rumah Kurcaci ini merupakan hasil bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga tidak menambah beban pemerintah daerah untuk pembangunannya.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palopo, mengapresiasi inovasi RSUD Batara Guru atas upayanya dalam membuat suasana dan lingkungan rumah sakit menjadi lebih nyaman dan aman.
“Dengan adanya fasilitas rumah tunggu ini, pemandangan keluarga pasien yang tidur dan beristirahat di koridor-koridor rumah sakit sudah mulai berkurang, sehingga tidak mengganggu pasien lainnya yang juga dirawat di RSUD Batara Guru,” ujarnya.
Harbu menganggap hal ini sejalan dengan transformasi mutu layanan yang menjadi fokus BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan Program JKN sat ini.
Sebagai badan layanan publik, BPJS Kesehatan dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas layanan. Hal ini tentunya membutuhkan dukungan dari seluruh mitra termasuk fasilitas kesehatan. Di awal tahun ini, seluruh fasilitas kesehatan mitra telah menandatangani komitmen dukungan terhadap transformasi mutu layanan kepada seluruh peserta JKN melalui Janji Layanan JKN.
Selain itu, fasilitas kesehatan mitra juga didorong untuk mengembangkan inovasi demi memberikan pelayanan yang mudah, cepat dan setara bagi peserta JKN salah satunya lewat Formula Strategy Competition (FAST) 2023 yang dapat diikuti oleh seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) mitra.
BPJS Kesehatan Cabang Palopo sendiri akan terus memastikan tujuan utama dari penyelenggaraan Program JKN terlaksana yaitu untuk membuka akses layanan kesehatan, memberikan perlindungan finansial serta peningkatan mutu layanan kepada peserta. (nf/va)