Ponsel, Nalarpublik.com-budidaya Ikan air tawar tidak selamanya di Empang (sistem Konvensional ) saat ini sudah ada metode praktis, lebih efesien dan efektif, ya dengan sistem kolam bundar bioflok untuk pemanfaatan pekarangan kosong.
Salah satu warga Desa To’balo Andi Asri Baso sudah menekuni usaha ini sejak tahun 2022 lalu sampai saat ini, dirinya mengatakan ini solusi bagi desa yang tidak banyak memiliki sumber daya alam untuk budidaya ikan air tawar, sekaligus menjadi Upaya dalam ketahanan Pangan di Desa.
“Sebeb itu saya berinisiatif untuk memulai usaha Budidaya ikan Nila dengan sistem bioflok dan Alhamdulillah sudah dapat panen pertama dengan hasil yang lumayan buat tambah cuan” ucap Asri dengan senyum khasnya
” Saat ini kami sudah memiliki Kelompok budidaya ikan air tawar (POKDAKAN) berkat dukungan dan pendampingan penyuluh perikanan dalam hal fasilitasi pembentukan kelompok dan bantuan pemerintah, saya berharap kedepan agar Pemda terkhusus Dinas Kelautan dan Perikanan lebih fokus lagi perhatiannya kepada kelompok budidaya ikan air tawar, sebab biaya produksi kami terbilang masih tinggi karna pakan ikan masih di beli dari produsen, dan kami berharap kedepan bantuan seperti mesin pembuatan pakan ikan maupun sarana dan prasarana yang masih kurang untuk pengembangan kolam menjadi perhatian pemerintah ” tambahnya
Teknologi bioflok lebih tepat dikatakan sebagai sistem budidaya terintegrasi, karena terjadi symbiosis antara mikroorganisme dan ikan sebagai komoditas utama budidaya. Bioflok sendiri merupakan sebuah sistem dengan menumbuhkan mikroorganisme.
Fungsi dari mikroorganisme tersebut ialah memanfaatkan limbah yang terdapat di kolam tempat ikan hidup. Bioflok didominasi oleh bakteri probiotik dan jamur.
Sebuah sistem bioflok dapat dikatakan berhasil jika terdapat gumpalan kecil yang melayang-layang di kolam budidaya.(IKM)